26.3 C
Indonesia
Wednesday, August 27, 2025

“Nasi Basi, Lauk Berulat, menjijikkan”, Diduga Ada Permainan Anggaran dan Korupsi pengadaan makanan bergizi di Batu Bara, Sumut 

- Advertisement -spot_imgspot_img

 

 

BATU BARA ll Batara TV Group

Program pemenuhan asupan gizi bagi siswa yang diluncurkan oleh Presiden Prabowo melalui Badan Gizi Nasional Republik Indonesia , kini menuai skandal besar di Kabupaten Batu Bara. Dalam program memberikan makanan sehat dan bergizi, ratusan siswa justru diancam kesehatannya akibat nasi basi dan lauk berulat.

Kejadian skandal Luar Biasa , ini menerpa SMA Negeri 1 Air Putih, Jalan Syarifuddin No. 39, Desa Tanjung Kubah, Kecamatan Air Putih, dengan jumlah siswa 890 orang. Sejak Rabu, 20 Agustus 2025, makanan yang dikirim penyedia justru berbau busuk, basi, dan tidak layak konsumsi, “menjijikkan”

Yayasan Merah Putih, sebagai penyedia makanan dari cabang dapur masak di Jalan Barus Srg, Desa Tanjung Kubah, air putih, kabupaten Batubara. Pasalnya, pihak sekolah mengaku makanan itu dimasak pada malam hari, lalu dikirim pagi harinya dalam kondisi rusak.

“Tolonglah, jangan makanan basi dan berulat diberikan lagi ke sekolah kami. Anak-anak bisa sakit,” tegas pihak sekolah yang tidak mau disebutkan namanya Media Batara TV Group.

Lebih parah lagi, ketika pihak sekolah memprotes, jawaban dari penyedia justru menyulut amarah publik:

“Diterima saja makanan itu,” kata penyedia, menurut kesaksian pihak sekolah.

Program gizi nasional yang seharusnya menjadi solusi untuk memperbaiki kualitas kesehatan para siswa, justru diduga dijadikan ladang bisnis proyek keuntungan pribadi oleh oknum penyediamakanan bergizi

Data yang dikumpulkan dilapangan, menunjukkan adanya indikasi markup anggaran, kualitas bahan makanan yang rendah, serta distribusi yang tidak memenuhi standar higienitas. Dengan anggaran negara yang digelontorkan untuk ratusan jutaan siswa, muncul pertanyaan besar, ke mana larinya dana gizi nasional ini?

Sejak 14 Juli 2025, Yayasan Merah Putih sudah mendistribusikan makanan ke sekolah. Namun pasca kejadian luar biasa itu pada 19 Agustus, distribusi langsung terhenti tanpa ada pertanggungjawaban jelas.

Hal ini semakin menguatkan dugaan bahwa penyedia hanya mengejar keuntungan pribadi dan , bukan pelayanan.

 

Diduga Ada Permainan Vendor

Sumber internal Yayasan Merah Putih menyebutkan diduga dipilih secara tidak transparan dalam jaringan vendor program gizi.

Dugaan nepotisme dan permainan orang dalam dalam proses penunjukan penyedia kian menguat, apalagi pola seperti ini sebelumnya juga kerap terjadi di daerah lain.

Program ini rawan disalahgunakan,Anggaran besar, kualitas rendah. Dana gizi seolah “digoreng” di atas kertas, tapi realitanya siswa menerima makanan murahan.

Pengawasan lemah. Badan Gizi Nasional dan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) terkesan tutup mata.

Vendor kebal. Meski sudah terbukti lalai, hingga kini Yayasan Merah Putih belum mendapat sanksi tegas.

Ancaman Nyawa Generasi Muda, dalam Kasus ini bukan sekadar soal nasi basi. Ini soal nyawa dan masa depan generasi bangsa. Bagaimana mungkin program negara yang seharusnya menjamin gizi anak justru berubah menjadi bom waktu kesehatan dan merusak masa depan anak bangsa!???

Orang tua siswa kini resah. Mereka menuntut agar aparat penegak hukum, BPK, hingga KPK turun tangan untuk menyelidiki aliran anggaran program gizi nasional di Batu Bara.

Ketua umum Gema Satu Membara (Gerakan masyarakat bersatu membangun Batubara) JEKSON SIAHAAN SH, mendesak agar penyelenggara segera di audit dan proses hukum, sebab telah mencederai program pemerintah Prabowo Subianto, Gema Satu Membara menuntut, antara lain,’

1. Audit forensik anggaran program gizi nasional di Kabupaten Batu Bara.

2. Investigasi hukum terhadap Yayasan Merah Putih dan kemungkinan adanya keterlibatan oknum pejabat .

3. Sanksi tegas bagi vendor nakal yang mengorbankan anak bangsa demi keuntungan pribadi.

4. Evaluasi nasional atas sistem distribusi gizi agar tidak dijadikan proyek bancakan.

Jika kasus ini dibiarkan, maka program gizi Presiden Prabowo akan tercemar oleh praktik korupsi berjamaah, dan yang menjadi korban adalah generasi muda Indonesia sendiri.

Kepala sekolah SMA negeri 1 Air putih, Dina Lestari, membenarkan peristiwa itu, Jum’at (22/8/2025), “memang saya baru dua bulan disekolah ini Pak, tapi dari laporan wakil kepala sekolah membenarkan dan menceritakan peristiwa tersebut, ” ungkap kepala sekolah Dina

Bermula, saat kepala sekolah Hendak menyidak makan bergizi disekolah yang didampingi wakil kepala sekolah, Ibu Dina menaruh curiga sebab, hampir semua siswa membawa bekal makanan dari rumah masing-masing, setelah para siswa menceritakan kebenarannya, kepsek melihat bahwa makanan bergizi tersebut tidak layak dikonsumsi.

Dina berharap, siapapun vendornya atau penyelenggara makanan bergizi tersebut, jangan lah makanan yang tidak layak diberikan kepada siswa disekolah kami, karena sangat mempengaruhi kesehatan siswa dan masa depan siswa, pintanya mengakhiri.

(Red/Tim)

- Advertisement -spot_imgspot_img
Latest news
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
Related news
- Advertisement -spot_img

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here